KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Allah Yang Maha Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini merupakan hasil dari tugas
mandiri bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang
topik kenakalan remaja berikut solusi pencegahan dan pemecahannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada
mahasiswa, agar kreativitas dan penguasaan materi kuliah dapat optimal sesuai
dengan yang diharapkan. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam mengetahui tentang berbagai penyebab kenakalan remaja serta
dapat membentengi diri dan lingkungan pergaulannya dari terjerumus ke dalam
berbagai bentuk kenakalan remaja tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang
gemilang. Kritik dan saran dari dosen pengampu mata kuliah dan juga teman-teman
sangat kami harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam belajar pada masa
mendatang.
Purwakarta,
09 Agustus 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
|
1
|
DAFTAR
ISI
|
2
|
BAB I :
PENDAHULUAN
|
3
|
1.1. Latar
Belakang
|
3
|
1.2.
Rumusan Masalah
|
3
|
1.3.
Tujuan
|
4
|
1.4.
Manfaat
|
4
|
BAB II :
PEMBAHASAN
|
5
|
2.1.
Pengertian Kenakalan Remaja
|
5
|
2.2.
Penyebab Kenakalan Remaja
|
8
|
2.3.
Solusi Kenakalan Remaja
|
12
|
BAB III :
KESIMPULAN DAN SARAN
|
15
|
3.1.
Kesimpulan
|
15
|
3.2. Saran
|
16
|
DAFTAR
PUSTAKA
|
17
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Remaja
adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak
lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang
untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai
baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui
banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran
serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya.
Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari
identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah
yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa.
Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja pada waktu
yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang dilakukan oleh organisasi-organisasi
pelajar dan mahasiswa, kita melihat pula arus kemorosotan moral yang semakin
melanda di kalangan sebagian pemudapemuda kita, yang lebih terkenal dengan
sebutan kenakalan remaja. Dalam surat kabarsurat kabar sering kali kita membaca
berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius,
minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan
tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain
sebagainya.
Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah
yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh karena itu masalah
kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus
untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk
terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai berikut:
- Apakah kenakalan remaja itu?
- Apa penyebab kenakalan remaja?
- Bagaimana solusi mengatasi kenakalan remaja?
1.3
Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa
tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.
1.4
Manfaat
- Mahasiswa memahami pengertian kenakalan remaja.
- Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja.
- Mahasiswa mengetahui solusi dalam mengatasi kenakalan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini di beberapa media masa sering
kita membaca tentang perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita
cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian
antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras dan
masih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di negeri ini. Kerusakan moral
sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang
dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral
ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka
yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang karenanya sering
melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan istilah kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Masalah
kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899
di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan kenakalan remaja ini
sebagai berikut:
- Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan
Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang".
- Santrock
"Kenakalan
remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat
diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
2.2.
Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap
pencarian jati diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain.
Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar
seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura
seperti minum-minuman keras, menggunakan obatobatan terlarang, berkelahi,
berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan
orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi
terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini
penjelasannya secara ringkas:
- Faktor Internal
- Krisis identitas
Perubahan
biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja
terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah
Remaja yang
tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan
yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi
mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya.
- Faktor Eksternal
a. Kurangnya
perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga
merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan
anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada
perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat
sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
Keadaan
lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti
keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh
kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi
keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan
delinkuensi remaja.
Dr. Kartini
Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan
remaja antara lain:
- Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri
- Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya
- Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal, mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik
Maka dengan
demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan
yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian
serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua
merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Minimnya
pemahaman tentang keagamaan
Dalam
kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor
terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan
yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap
tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Pembinaan
moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak
kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas
ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada
permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat
yang dipandang baik.
Maka
pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik berupa
hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam
rumah tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu
pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk
menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari
depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan
berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman
tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua
dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar
nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin
mereka lakukan sesuatu di setiap harinya.
Kondisi
masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan
mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh
orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah
terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi.
Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang
tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga
berdampak timbulnya kenakalan remaja.
- Pengaruh dari lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya
Lingkungan
adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia
hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu
adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi
baik pula.
Di dalam
kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu
ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan
dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui
bahwa para remaja umumnya sangat senang dengan gaya hidup yang baru tanpa
melihat faktor negatifnya, karena anggapan ketinggalan zaman jika tidak
mengikutinya.
- Tempat pendidikan
Tempat
pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga
pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada
di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah
melihat di media adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya
sendiri. Ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan
dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja antara lain:
- Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari
kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri dan
sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan
suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak
bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang
tidak teratur. Sedangkan dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut
akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikir tidak stabil dan
kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral yang pada akhirnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama
remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
- Bagi keluarga
Anak
merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga
apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Apabila remaja selaku anak dalam
keluarga berkelakuan menyimpang dari ajaran agama, akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam kekuarga dan putusnya komunikasi antara orang tua
dan anak. Tentunya hal ini sangat tidak baik karena dapat mengakibatkan remaja
sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama
teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras atau
mengkonsumsi narkoba. Pada akhirnya keluarga akan merasa malu dan kecewa atas
apa yang telah dilakukan oleh remaja. Padahal kesemuanya itu dilakukan remaja
hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya terhadap apa yang terjadi dalam
keluarganya.
- Bagi lingkungan masyarakat
Apabila
remaja berbuat kesalahan dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi
dirinya dan keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe
orang yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu
ketentraman masyarakat. Mereka dianggap anggota masyarakat yang memiliki moral
rusak, dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek. Untuk
merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati
yang penuh keikhlasan.
2.3. Solusi
Kenakalan Remaja
Dari
berbagai faktor dan permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa kini
sebagaimana telah disebutkan di atas, maka tentunya ada beberapa solusi yang
tepat dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa kini. Kenakalan remaja dalam
bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun
bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat
dibagi dalam:
1. Tindakan
Preventif
Usaha
pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara
berikut:
- Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
- Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha
pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
- Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
- Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
- Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
- Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
- Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana
disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi
seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri
sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana,
seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan
hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih
banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan
dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan
pembinaan yang perlahan dan sabar.
Dengan usaha
pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik
sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan
dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang
pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan
kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha
pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap
kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh
guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik
lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati,
memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku
remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah
adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program
“monitoring”
pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi
remaja.
Pemberian
bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja
mengenai:
- Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
- Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
- Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilainilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan
yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
- Tindakan Represif
Usaha
menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi
tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku
tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu,
tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi
yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai
contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata
tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan
sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di
lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman
terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak
bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran
dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing
bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan
pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam
bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan
orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau
pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau
seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
- Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini
dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu
mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.
Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh
suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi
internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika
berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari
pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu
ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke
arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1.
Kesimpulan
Masalah kenakalan
remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya
peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois,
Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang
melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas
dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya
perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari
lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman
sebaya; dan tempat pendidikan.
Akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak kepada diri remaja itu
sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Solusi dalam
menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan preventif,
tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Adapun solusi
internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama
- Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan
Segala usaha
pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian
remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang
dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani, teguh dalam kepercayaan
(iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.
3.2.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh perhatian terhadap
persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya kita dapat mencegah dan
mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak menimbulkan masalah sosial yang
terjadi akibat kenakalan - kenakalan remaja tersebut.
No comments:
Post a Comment